1.1  Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin  “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan  sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling  kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu  keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang  terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam  kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia,  dapat pula diartikan sebagai manusia [1].
Dalam ilmu sosial individu merupakan  bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi  menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial  yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu  yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat  dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu [2].
1.2    Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan  masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ  maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan  keseimbangan metabolik  (Soetjiningsih, 1988) [3].
Ciri  Pertumbuhan :
1.      Pertumbuhan adalah proses yang kontinue sejak dari konsepsi sampai  maturitas / dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2.      Dalam periode tertentu terdapat masa  percepatan atau masa perlambatan serta laju tumbuh yang berlainan  diantara organ-organ.
1.3    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Proses pertumbuhan tidak selamanya  berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak  faktor yang mempengaruhinya baik faktor yang dapat dirubah atau dimodifikasi yaitu faktor keturunan,  maupun faktor yang tidak dapat dirubah atau dimodifikasi yaitu faktor  lingkungan  [3]
- Faktor Keturunan
1.      Seks
Kecepatan pertumbuhan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki.
Kecepatan pertumbuhan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki.
2.      Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan lebih besar dibanding anak Asia.
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan lebih besar dibanding anak Asia.
- Faktor Lingkungan
1.      Lingkungan Eksternal
Kebudayaan,  status sosial ekonomi keluarga, nutrisi, penyimpangan  keadaan sehat, olah raga, urutan anak dalam keluarga.
2.      Lingkungan Internal
3.      HormonAda tiga hormon yang mempengaruhi  pertumbuhan yaitu: Somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel  tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan. Hormon tiroid, berkurangnya  hormon ini dapat menyebabkan gigantisme, mempengaruhi pertumbuhan tulang. Hormon  gonadotropin, berkurangnya hormon ini  dapat menyebabkan kreatinisme, merangsang testosteron dan merangsang  perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoid. Sedangkan  estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel  telur: kekurangan homon gonadotropin dapat menyebabkan terhambatnya  perkembangan seks.
4.      Pelayanan  Kesehatan yang Ada di Sekitar Lingkungan
Dengan adanya pelayanna kesehatan di sekitar  lingkungan anak dapat mempengaruhi pertumbuhan  anak, karena dengan pelayanan kesehatan diharapkan  dapat terkontrol pertumbuhan dan jika  ada masalah dapat segera diketahui sedini mungkin serta dapat  dipecahkan/dicari jalan keluarnya dengan cepat.
1.3.1  Tahap-Tahap  Pertumbuhan
Terdapat  variasi yang besar, tetapi setiap individu  akan melalui suatu " milestone" yang merupakan tahapan dari tumbuh  kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunyai ciri tersendiri. Menurut hasil Rapat Kerja UKK  pediatrik sosial di Jakarta, yaitu [3] :
1.      Masa Pranatal.
Masa  Mudigah/embrio : konsepsi – 8 Minggu.
Masa janin/fetus : 9 minggu – lahir.
2.      Masa  Bayi : usia 0 – 1 tahun.
a.       Masa  Neonatal : 0 – 28 hari : Masa Neoratal dini : 0 – 7 hari, Masa Neonatal  lanjut : 8 – 28 hari.
b.      Masa  pasca Neonatal : 29 hari – 1 tahun.
3.      Masa  Toddler : usia 1 – 3 tahun.
4.      Masa  Pra Sekolah : Usia 3 – 6 tahun.
5.      Masa  Sekolah : Usia 6 – 18/20 tahun.
a.       Masa Pra remaja :  usia 6 – 10 tahun.
b.      Masa  Remaja : masa remaja dini wanita usia 8 – 13 tahun, pria usia 10 – 15  tahun, Masa temaja lanjut Wanita usia 13 – 18 tahun, Pria usia 15 – 20  tahun.
2.      Fungsi  Keluarga
Keluarga  adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu  kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan  perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary  group. Kelompok inilah yang melahirkan  individu dengan berbagai macam bentuk  kepribadiannya dalam masyarakat [1].
Keluarga merupakan gejala universal yang  terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal,  keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep  keluarga [1] :
1.       Keluarga terdiri dari orang-orang yang  bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengikat suami dan istri adalah perkawinan, yang  mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya)  dan kadang-karang adopsi.
2.       Para anggota suatu keluarga biasanya  hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household),  kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri  tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja.
3.       Keluarga itu merupakan satu kesatuan  orang-orang  yang berinteraksi dan saling  berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak  laki-laki dan anak perempuan.
4.       Keluarga itu mempertahankan suatu  kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang  lebih luas.
Dalam  keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus  dilakukan. Suatu pekerjaan yang harus  dilakukan itu biasanya disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu  pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan  didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah [4] :
1.      Fungsi Biologis
Fungsi ini diharapkan agar  keluarga dapat menyelengarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi  anak-anaknya.
2.      Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk  berusaha agar setiap anggotanya telindung dari gangguan-gangguan sebagai  berikut :
a.       Gangguan udara dengan  menyediakan rumah.
b.      Gangguan penyakit dengan  berusaha menyediakan obat-obatan.
c.       Gangguan bahaya dengan  berusaha menyediakan senjata, pagar tembok, dan lain-lain.
3.      Fungsi Ekonomi
Kelurga berusaha  menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu :
a.       Kebutuhan makan dan minum
b.      Kebutuhan pakaian untuk  menutup tubuhnya
c.       Kebutuhan tempat tinggal
4.      Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk  menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam  pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan YME.
5.      Fungsi Sosial
Fungsi ini berusaha untuk  mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan  memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat  serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan  kelak bila sudah dewasa.
Dalam buku ilmu sosial dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara  dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai  berikut [5] :
a.       Pembentukan kepribadian; dalam lingkungan keluarga,  para orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian kepada anak-anaknya,  dengan tujuan untuk memproduksikan serta melestarikan kepribadian mereka  dengan anak cucu dan keturunannya.
b.      Erat kaitannya dengan butir a, keluarga juga  berfungsi sebagai alat reproduksi kepribadian-kepribadian yang berakar  dari atika, estetika, moral keagamaan, dan kebudayaan yang berkorelasi  fungsional dengan sebuah  struktur masyrakat  tertentu.
c.       Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan  masyarakat, karena menempati posisi kunci.
d.      Keluarga sebagai lembaga perkumpulan ekonomi.
e.       Keluarga sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan.
3.      Masyarakat
Masyarakat adalah suatu istilah yang kita  kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada  masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain.  Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius,  yang berarti kawan. Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari  kata Arab yaitu Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi [1].
Peter L Berger, seorang ahli  sosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai beriktu : “  masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks  hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam  tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau  kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut  suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang  terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam psikologi sosial  masyarakat dinyatakan sebagai sekelompok manusia dalam suatu kebersamaan  hidup dan dengan wawasan hidup yang bersifat kolektif, yang menunjukkan  keteraturan tingkah laku warganya guna memenuhi kebutuhan dan  kepentingan masing-masing. Meniliki kenyataan dilapangan, suatu masyarakat bisa berupa suatu suku bangsa, bisa juga berlatar  belakang dari berbagai suku [1].
Dalam perkembangan  dan pertumbuhannya masyarakat dapat   digolongkan menjadi [1] :
1.      Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan  masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung  dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis  kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan  dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi  tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
2.      Masyarakat Maju. Masyarakat maju  memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan  sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang  berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam  lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan :
a.       Masyarakat non industri. Secara garis  besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu kelompok primer dan  kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya  terjadi lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok ini disebut juga  kelompok face to face group. Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan  simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik  beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati  dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan  tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja,  diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional  obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan /  keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang  telah ditentukan.
b.      Masyarakat Industri. Contoh tukang  roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik,  dan ahli dinamo.
4.      Definisi / Pengertian Masalah Sosial  dan Jenis / Macam Masalah Sosial Dalam Masyarakat [5]
Menurut Soerjono  Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur  kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.  Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan  gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau  masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya  perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita  yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses  sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat  ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh  masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan  lain sebagainya.
- Masalah sosial dapat  dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1.      Faktor Ekonomi : Kemiskinan,  pengangguran, dll.
2.      Faktor Budaya : Perceraian,  kenakalan remaja, dll.
3.      Faktor Biologis : Penyakit  menular, keracunan makanan, dsb.
4.      Faktor Psikologis : penyakit  syaraf, aliran sesat, dsb.
5.      Urbanisasi
Urbanisasi adalah  perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang  cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata  antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan  sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan  tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,  fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan  lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan  jalan keluarnya [6].
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi  ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang  kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,  terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya [6]. 
Pengaruh-pengaruh  tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor  pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik  perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau  sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk  melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan [6].
- Proses urbanisasi dapat terjadi dengan  menyangkut dua aspek yaitu [4]:
1.      Perubahannya masyarakat desa menjadi  masyarakat kota.
2.      Bertambahnya penduduk kota yang  disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada  umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di  kota).
- Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi [6] :
1. Kehidupan kota yang modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak cewek cantik dan cowok ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak cewek cantik dan cowok ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
- Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi [6] :
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
SUMBER : http://afardiyani.blogspot.com/2009/12/individu-keluarga-dan-masyarakat.html
 
